Selamat datang di rumah kedua. Rumah yang akhirnya dibuat setelah maju mundur gak jadi-jadi. Alasannya simpel sih, takut gak bisa konsisten menulis. See, penghambat itu ternyata dari diri sendiri, bukan dari luar, seperti yang banyak disangkakan.
Ya, inilah rumah kedua. Setelah rumah pertama itu--Azzurithijau125--yang gak ngerti gimana ceritanya bisa hilang sendiri. Dulu sih rumah coba-coba. Coba-coba menulis. Coba-coba ngutak-ngatik template dan widgetnya. Coba-coba gonta-ganti html. Mungkin hilangnya karena itu, gak sengaja kedelete. Ketidaksaran memang membuat lupa diri, ya? :D
Ya, inilah rumah kedua. Rumah yang didatangi di saat lelah menguasai. Bisa berdiam diri sejenak, sambil merenungkan dan mengumpulkan data serta fakta, lalu bersedia menuliskannya, agar penemuannya tercatat dan tak dilupakan. Apalagi
Ya, inilah rumah kedua. Rumah yang didatangi di saat ingin mengenang kembali perjalanan yang telah dilalui, persinggahan yang pernah ditempati, perjuangan yang pernah dilakukan, dan sederet kisah-kisah asyik lainnya.
Ya, inilah rumah kedua. Rumah kedua yang bisa dibaca dan diperhatikan untuk mengetahui dan mengenali seperti apa diri. Diri yang sudah menempuh segala perjalanan, sudah sampai di berbagai persinggahan, sudah berproses dan berjuang sedemikian rupa, dan sudah sampai di versi terbaiknya.
Pada akhirnya...hanya bisa mengucapkan selamat datang.
Selamat datang dan terima kasih karena sudah datang--baik karena sampai sendiri, tersesat dan disesatkan, ataupun karena dituntun hingga sampai di sini.
Terima kasih sudah bersedia meluangkan sejenak waktu untuk membaca. Membaca saja, tanpa bersikeras untuk mengerti dan memahami pengalaman--penemuan yang disajikan. Sebab sejatinya pengalaman dan penemuan itu hanya bisa dimengerti dan dipahami oleh pengalaman dan penemuan yang segaris pula.
Semoga semua mahluk penghuni semesta selalu berbahagia dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.
Cilegon, 8 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar