Am I Alone?


Bersepeda sendirian ke gunung, sukses membuat saya dinasihati, bahkan sampai hari ini. Saya paham alasan dan tujuannya. Menjadi terharu, betapa dicinta seperti itu. Tapi Eyang dan Ramanda, bukanlah tipikal pencinta yang seperti itu. Mungkin karena sudah percaya dengan saya, bahwa saya bisa melakukannya sendiri.

Sejak bersama Eyang, saya diajari dan diberitahu untuk gak takut sendirian. Sendiri berperjalanan itu tak mengapa. Ini seperti memberi angin, karena sejak kecil saya memang seringkali sendiri. Berperjalanan sendiri bukan hanya karena tidak menemukan teman setujuan, tetapi karena berperjalanan sendiri itu, sering kali lebih baik untuk merenung. Mungkin karena lebih bisa fokus pada diri sendiri.  

Bahasanya Eyang, “perjalanan ini adalah tanggungjawabnya diri sendiri, sehingga gak harus membebani orang lain untuk berperjalanan. Kecuali jika orang itu juga mempunyai tujuan perjalanan yang sama.” Ramanda, tak jauh beda. Kalau Romo, lebih senang menganalogikan saya seperti elang, yang berperjalanan sendiri dan tak takut sendirian. Tak perlu menunggu atau membujuk teman untuk berperjalanan.  

Sendirian ke gunung, bukanlah hal yang baru. Menempuh perjalanan mendaki, dengan semak belukar dan jalan terjal, sudah sering. Menyendiri di gunung, sudah lama terjalani.

Apakah saya sendiri saat sendirian?

Telah lama ditanamkan, bahwa saat sendirian itu bukanlah berarti sendirian. Ada Gusti, yang berada di mana-mana, bahkan dekat dengan urat leher. Gusti yang selalu memberkahi, dengan keberkahan yang beraneka bentuknya.

Selalu aman pergi sendiri? Tidak juga. Beberapa kali hampir celaka, berada dalam keadaan kritis. Namun seakan belum direstui Gusti, saya selamat. Bahkan pertolongannya datang dari hal yang tak pernah terduga. Pertolongan yang membuat saya meyakini satu hal : bahwa hal itu adalah perwujudan dari doa-doa mereka. Doa yang menjaga. Pecinta yang memilih menjaga dengan doa.


Terima kasih telah mencinta dan menjaga dalam doa. Semoga doa ini pun bisa senantiasa menjaga dan semoga cinta ini mampu meredakan dukamu. Di mana pun berada, berbahagia dan bersyukurlah.  

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.

 

Cilegon, 2 Juli 2020.   

Komentar