Bersama Tak Harus Selalu Sama


Semakin hari, merasakan pandangan mata semakin tak menyamankan, apalagi saat berada di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang panas. Diputuskan untuk ke optik. 

Sampai di optik, diperiksa. Pemeriksaan pertama dengan komputer. Kanan dulu, baru kiri. 

"Yang kanan silau ya? Kebanyakan kepanasan," kata petugas optiknya. 
"Pekerja lapangan Pak, jadi banyak di luar ruangan. Iya sih, sedikit silau. Pandangan gak jelas." Kata saya. 

Lalu pemeriksaan dilanjutkan dengan test membaca huruf-huruf. Diminta memakai kacamata. Mata kanan lebih dahulu, mata kirinya ditutup. Awalnya masih lancar menyebutkan huruf, tapi saat huruf semakin kecil, gak terlihat jelas : samar. Dipakai kan lensa, mulai jelas terlihat.\

Dilanjutkan dengan mata kiri. Semua huruf bisa jelas terlihat. Bahkan saat diminta membaca tulisan yang kecil, masih bisa terbaca. 

"Yang kanannya ya yang bermasalah, silinder 1/4. Yang kiri masih normal."
"Lho sudah silinder ya pak?"
"Iya mbak. Tapi gak papa kok, bukan masalah besar."
Saya diam, sambil mikir tipis-tipis :D

Masalah mata dan pandangan, sudah berserah sepenuhnya. Sejak dulu, ya begini, selalu berganti-ganti. Dimulai dari minus kanan dan kiri, lalu sembuh, dilanjut minus lagi, sembuh lagi, dan sekarang silinder di kanan. Kalau saat di Jogja, pandangan mata malah tambah jelas. Pakai kacamata malah samar. Apa kalau silindernya mau sembuh, berarti harus ke Jogja lagi? hehehe. 

Pandangan pun begitu pula, berganti-ganti. Terserah yang memberikan pandangan saja. Saya hanya menerima, mencoba mencari tahu sebab musabab dan tujuannya, lalu mensyukurinya. Bukankah sampai sekarang masih sangat percaya, bahwa apapun yang datang dari-Nya adalah yang terbaik? 

Dari kasus mata ini, saya jadi menemukan secuil hikmah, mungkin Gusti bermaksud mengajarkan, bahwa untuk bersama tak harus selalu sama. Yang sama tujuannya saja. Bukan harus sama keadaannya, gebyarnya, ataupun raganya. Kebersamaan yang seharusnya didasari pada sebab-sebab yang akibatnya adalah tercapainya tujuan : sebuah keadaan yang lebih baik. 

Terima kasih Gusti....

Semoga semua mahluk penghuni semesta selalu berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan. 


Cilegon, 7 Juli 2020. 
Kepanasan, bukan lagi masalah 


Komentar