Meditatif view |
Pagi ini jadwalnya di sebuah pabrik yang kondisinya kurang nyaman, karena banyak debu zink yang membuat susah bernapas. Maka dari awal sudah mengafirmasikan diri untuk tetap tenang dan nyaman selama berada di sana. Taksiran awal, sekitar 2 jam. Sebelum jumatan sudah selesai.
Cuaca cukup cerah cenderung panas. Di sepanjang perjalanan, sangat menyenangkan karena melihat gugusan awan dengan bentuk beraneka rupa. Awan yang selalu mengingatkan tentang Ramanda dengan perbincangan filosofisnya tentang awan.
Seperti biasa, menyempatkan memotret awannya, lalu menguploadnya di insta story dengan diberikan kalimat singkat, "Selamat pagi, duhai jiwa-jiwa yang tenang." Iya terus berafirmasi dan mengusahakan untuk menjadi jiwa yang tenang. Ketenangan yang akan menuntun dan mengarahkan pada penemuan jalan lurus menuju-Nya.
Setelah hampir satu jam berperjalanan, akhirnya sampai di lokasi. Langsung disambut debu-debu hitam yang menggumpal. Bukan batu bara, tapi zink. Zink yang bisa membuat wajah dan baju cemang-cemong, seperti prajurit yang akan berperang 😁
Setelah bertemu bapak tour guide dan berbincang sekilas, langsung saja mulai bekerja. Karena tahun lalu sudah pernah ke sana, maka tahun ini sudah tahu lokasi alat serta kondisinya. Sedikit memudahkan pekerjaan. Langsung action.
Material yang akan diproses |
Seperti biasa, tugas saya memotret alat. Tentu saja sambil berkeliling guna menemukan part-part alat yang harus dipotret. Letak alatnya yang dekat tembok, membuat saya kesulitan untuk memotret sisi sampingnya secara utuh, walaupun sudah memakai wide angle. Maka saya pun mundur, mepet tembok. Tiba-tiba...brusss... saya terjebur. Ternyata yang diinjak bukan aspal dan bukan tumpukan material zink yang memadat, melainkan zink yang sudah bercampur air dan menjadi lumpur. Untungnya hanya kaki kanan saja, dan untungnya hanya sebatas setengah betis. Untungnya lagi ada kran air, sehingga saya langsung membasahi sepatu dan ujung celana yang terkena lumpur.
Show must go on. Kerjaan tetap diteruskan walaupun kaki merasa tak nyaman. Selain karena basah, tentu saja kotor dan mulai terasa gatal. Setelah itu, areanya berganti ke gudang yang isinya zink powder. Sepatu yang basah, langsung kering karena ditempeli zink. Yang warna awalnya khaki, langsung jadi hitam. Berasa seperti pakai sepatu baru
Mereka yang tetap bekerja walaupun tempatnya tak nyaman |
Lalu, kekuatan superpowernya Power Rangers langsung diaktifkan, sehingga kerjaan cepat selesai. Selanjutnya langsung izin ke toilet untuk membilas kaki yang sudah menghitam dan mulai gatal. Perkara sepatu, jangan ditanya lagi bentuknya seperti apa 😄😄😄
Si khaki yang jadi khaki black :D |
Di sepanjang perjalanan pulang, sambil menikmati suguhan gugusan awan, sambil menggaruk kaki yang gatal, masih disambi merenung. Merunungkan kejadian yang baru saja dialami. Mengotak atik gatuk.
Voila...tertemukan. Bahwa setiap ucapan ataupun tulisan, itu butuh pembuktian, harus diujikan. Menuliskan jiwa yang tenang, lalu diujikan semesta dengan terjebur di lumpur. Apakah setelah terjebur jiwanya tetap tenang, atau malah marah-marah dan mengutuki keadaan. Atau tidak menerima keadaan dengan mengeluarkan pengandaian-pengandaian : seandainya tidak mundur mepet tembok.
Selain itu, tertemukan juga kesimpulan, agar hati-hati dalam berpijak. Baik pijakan sebagai tempat kaki berdiri, atau pijakan sebagai tempat diri diberdirikan. Karena ketidak hati-hatian dalam memilih pijakan, bisa sangat berbahaya. Bukan hanya berbahaya untuk raga, tapi juga untuk jiwa. Bukan hanya berbahaya untuk hari ini, tapi bisa sampai hari nanti. Maka tetap berhati-hatilah dalam melangkah dan berpijak, apalagi untuk menetap.
Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.
Komentar
Posting Komentar