Menunggu Maya...Cilamaya


Dikabari ada kerjaan di Karawang, tentu saja bilang iya, walaupun sedang dalam kondisi recovery pasca sakit. Dengan jalan-jalan, bisa jadi malah mempercepat proses recoverynya. Dengan melihat pemandangan yang terhampar di sepanjang perjalanan, bisa semakin cepat memperbaiki ketidakseimbangan batin 😀

Pukul 09:30, perjalanan dimulai dari kantor. Memang terlalu siang, apalagi jarak lumayan jauh. Tapi apa boleh buat, karena kepastian dari pihak kliennya datang terlambat. Berdasarkan data map, perjalanan sejauh 197 km itu ditempuh dalam waktu 3,5 jam. Jika dihitung, maka pukul 13:00 akan sampai lokasi. 

Perjalanan pun dimulai. Mata tak bisa lepas dari segala hal yang tersaji di perjalanan. Tentang hijaunya persawahan dan pepohonan. Tentang birunya langit. Tentang teriknya cuaca. Tentang self talk yang mengiringi. Pun tentang segala hal lainnya. 

Sampai di jalan tol Tangerang, laju kendaraan mulai padat merayap dan berakhir dengan kemacetan yang cukup panjang. Perlambatan dalam jangka waktu yang lama. Mungkin karena self talk dan perenungan yang dalam, kondisi alfa yang menghanyutkan, pelan-pelan mata terpejam. Baru terbangun saat melaju di jalan tol Cikampek layang. Mungkin karena laju mobil sudah tidak smooth, melewati jeda di antara dua masa jalan yang diisi -mungkin- dengan instalasi perpipaan. 
Masjid di rest area KM-65 

Jam menunjukkan pukul 13:30 ketika sampai di rest area km 65 Cikampek. Kondisi rest area padat merayap, dengan plat kendaraan yang beragam. Baru sadar, ternyata hari terakhir menjelang long weekned. Pantas saja jika kondisi jalan padat merayap. Setelah melaksanakan salat duhur, membeli cemilan, dan mengisi bensin, perjalanan kembali dilanjutkan. Tentu saja dengan tetap berpatokan pada gmaps 😀  
Tanda yang membuat saya berpikir, mungkin salah jalan 😀

Laju mobil keluar dari jalan tol. Mata semakin jelalatan melihat tanda-tanda di samping jalan. Terbaca tulisan Pasar induk modern Cikopo-Purwakarta. Tulisan yang membuat saya bertanya kepada teman-teman, "Ini gak salah jalan 'kan? kok Purwakarta, katanya tujuan Karawang?" Karena yang lain belum pernah ke lokasi, tentu saja jawabannya tidak tahu. 

Diputuskan untuk tetap menjalani rute yang sudah diberikan. Belok kanan, belok kiri, jalan lurus, putar balik, semua yang ditunjukkan oleh maps, dilakukan. Hingga Mbak Pemandu bersuara "Anda sampai di lokasi", berhasil membuat kami cengo, pasalnya tidak ada pabrik atau area project, hanya ada tukang cukur rambut. Laju mobil diteruskan, hingga menemukan kantor desa Mekarmaya, yang bisa dijadikan tanda. PIC dikontak, memberitahu jika kami sudah sampai di kantor desa. Beliau memberitahukan untuk putar balik dan terus lurus hingga sampai di pertigaan pertamina dan jalan terus hingga di area project. Karena tak mau salah, tersesat dan disesatkan, saya meminta dikirimi lokasi. 
Maya di dalam Maya  

Setelah beberapa menit, datang kiriman lokasinya. Kami mengikuti arah yang ditunjukkan oleh maps. Disuruh belok, nurut. Disuruh lurus, ya nurut. Tapi nyatanya, kepatuhan itu mengantarkan kami ke pasar. Yang luar biasanya lagi, dipertemukan dengan jalan buntu. Terpaksa putar balik dengan perjuangan ekstra, karena jalan kurang lebar.  

Kembali menelpon PICnya, dan akhirnya diberitahu jika lokasinya di area project pertamina gas. Andai saja menjelaskan sejak kali pertama menelphone, tentunya maps langsung diarahkan ke sana, dan tidak ada acara kesasar kali kedua yang berakhir dengan dag-dig-dug karena kesusahan putar balik 😔😔. Tapi nasi sudah menjadi bubur, apa boleh buat.  

Pukul 15:30, sampai di depan lokasi. Diminta menunggu untuk dijemput, karena kendaraan yang kami bawa tidak boleh memasuki area project. Dikira cepat, ternyata cukup lama. Cukup untuk memperhatikan dan mengamati rusa-rusa yang ada di area perumahan pertamina gas distrik Cilamaya. 
Hiburan gratis setelah 2 kali tersesat dan disesatkan 


Yang umum berlaku, di saat sedang asyik, biasanya ada saja yang mengganggu. Yang terjadi ya seperti itu. Di saat sedang asyik mengamati, yang menjemput datang membawa jemputan. Pickup hitam manis, yang membuat kami bertiga duduk sempit-sempitan di kabin. 

Ternyata alat yang akan dikerjakan, ada di area projek PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas dan uap) Jawa Satu Power, yang lokasinya ada di kecamatan Cilamaya, kabupaten Karawang. Project yang sudah 2 tahun dikerjakan dan belum juga rampung. Melihat luas lokasi, sepertinya kapasitas daya yang dihasilkan cukup besar. Sekian ribu MW. 
PLTGU yang masih diproses dalam gua garba 😊 

Yang namanya travel worker, yang kerjaannya jalan-jalan, yang terjadi lebih sering waktu untuk melakukan kerja jauh lebih sedikit daripada waktu menempuh perjalanannya. Kali ini, waktu menempuh perjalanannya selama 5 jam, sedangkan waktu kerjanya hanya 40 menit. Maka sungguh benar sangkaan banyak orang, jika pekerjaan saya hanya jalan-jalan 😀😀😀

Perjalanan pulang dimulai. Maps kembali diaktifkan. Waktu tempuh perjalanan, ditambah dengan waktu untuk salat, serta waktu untuk makan siang yang kesorean atau makan malam yang terlampau dini, dan mungkin ditambah kemacetan di jalan, membuat kami akan sampai rumah sekitar pukul 22:00. Benar-benar perjuangan yang luar bisa...biasa di luar.    

Nyatanya benar, sampai rumah di pukul 22:00. Selain kondisi jalan tol yang padat merayap, juga terjadi kemacetan, sehingga berkali-kali diarahkan maps untuk keluar jalan tol dan masuk di jalan tol berikutnya. Sedangkan kondisi jalan tol menuju Cikampek, kemacetannya mengular cukup panjang. Masyarakat benar-benar memaanfaatkan liburan panjang untuk berlibur ke tempat-tempat wisata yang mainstream. Mungkin sudah lelah kelamaan dikurung atas nama korona. Kelamaan terpenjara oleh keadaan. Semoga liburannya bermanfaat dan bermakna. Bisa kembali menemukan semangat untuk menjalani hidup dan bisa kembali kepada jalan untuk memelihara semesta. 

Dalam self talk pada perjalanan pulang, menemukan sesuatu. Jika "Ci" berarti "cahaya", bukan "air" seperti yang selama ini diketahui dan diyakini oleh banyak orang. Maka apa arti atau kepanjangan dari "La"? Sedangkan "Maya", bukankah berarti "ilusi atau tidak nyata"? Jadi apakah asbabul nuzul atau maksud dan tujuan dinamakan Cilamaya? Apakah artinya, "Cahaya yang tidak ilusi", cahaya yang merajuk kepada Dia yang satu. Yang nyata, bukannya ilusi. Wallahu alam.  


Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, pun hidup dalam keseimbangan serta keselarasan.  


 


Komentar