Konsekuensi

Hutan cantik yang mulai digunduli

Sudah beberapa kali jadi tukang foto di area projek jalan tol. Sudah beberapa kali juga menyaksikan bagaimana konsekuensi-konsekuensi yang timbul karena projeknya. Bagaimana hijaunya persawahan tergusur, bagaimana kawasan pemukiman direlokasi, bagaimana cantik dan hijaunya hutan-hutan digunduli, dan bagaimana perbukitan diratakan. 

Jer basuki mawa bea, begitu kata leluhur. Harus ada harga yang dibayarkan untuk sesuatu. Untuk membuat jalan tol, yang memperpendek jarak tempuh dan mempersingkat waktu perjalanan, nyatanya punya harga yang begitu mahal, terutama untuk alam. 


Selain berkurangnya jumlah pohon, yang menjadi sumber produksi oksigen dan menyimpan cadangan air tanah, juga berkurangnya jenis-jenis flora. Aneka fauna yang mendiami hutan, juga terancam keberadaannya. 

Rasanya sedih saat menyaksikan bagaimana alat-alat berat itu menumbangkan pepohonan, mengancam populasi hewan-hewan kecil yang berdiam di rimbun daunnya. Patah hati terasa begitu menelangsakan saat melihat perbukitan diratakan. Tanahnya dipakai untuk mereklamasi laut. Hukum subtitusi kah, mengambil tanah yang dianggap berlebihan untuk menimbun yang dianggap kekurangan tanah? 


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS Ar-Rum 41 

Sawah yang tergusur

Maka nanti, saat alam bergejolak, menggeser titiknya agar kembali ke titik keseimbangannya, hendaknya manusia tak perlu protes. Walau kadang, yang merasakan dampaknya bukanlah yang melakukan sebab-sebab kemunculan dampaknya itu.

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.  

Komentar