Sisyphus The Myth : Tentang Luka Batin


Saya percaya, tak ada yang namanya kebetulan. Segala sesuatu yang diatur Gusti, selalu mempunyai alasan dan tujuan. Termasuk ketika membaca sebuah komentar di facebook yang merekomendasikan film Sisyphus the myth. Saya lalu mencarinya, ternyata film drama korea. Maka jadilah saya menonton drakor untuk pertama kalinya, dengan genre sci-fi. Sebagaimana pencinta drakor lainnya, saya pun melakukan marathon menonton, bahkan sampai rela bergadang.

Di awal menonton, saya bingung. Settingnya seperti dua dunia yang berbeda. Tapi masih ditahan untuk mencari reviewnya di gugel. Semakin banyak menonton, mulai semakin mengerti, apalagi dibantu tittle di filmya yang menunjukkan setting tahun. Pergantian setting tahunnya sangat cepat, sehingga sambil menonton sambil berpikir, pun sambil menyatukan potongan-potongan ceritanya.

Akar kekacauannya ternyata dimulai karena mesin waktu yang dibuat oleh Han Tae Sul, yang terkenal jenius sejak kecil. Tae Sul yang berhasil mendirikan perusahanaan quantum and time, yang tidak hanya terkenal di Korea tapi juga di seluruh dunia. Berkat mesin waktu itu, orang-orang dari masa depan kembali ke masa lalunya, untuk mengulang masa lalunya menjadi seperti yang diinginkannya. Kembali yang ternyata menyebabkan kekacauan besar, bahkan sampai menghancurkan satu negara. Membunuh banyak orang yang tak berdosa.

Setelah direnungkan, ternyata akar permasalahannya adalah luka batin. Luka batin yang dialami oleh Sigma. Sigma yang di awal episode bertujuan untuk membunuh Tae Sul. Sigma yang ternyata teman masa kecilnya Tae Sul, yang bernama Seo Gil Bok. Luka batin Seo Gil Bok yang begitu dalam. Bukan hanya karena sering dibully dan tak diterima oleh teman-temannya, tapi karena prilaku ayahnya yang sering memukul dan memakinya.  Psikologis dan mentalnya tentu saja terganggu, yang tergambar dari bagaimana prilakunya yang ‘menyeramkan’. Bahkan sampai meledakkan rumahnya, agar terbebas dari sikap buruk ayahnya.


Seo Gil Bok yang ternyata sangat berbakat dalam melukis dan seperti mempunyai kemampuan prekognisi yang selalu dituangkannya dalam lukisan. Bagaimana melukis Tae Sul yang bisa memperbaiki pesawat yang hampir jatuh. Bagaimana menggambarkan rumahnya yang terbakar, dan sebagainya. Setelah rumahnya terbakar dan kedua orang tuanya tewas, Seo Gil Bok tak pernah datang lagi ke sekolah.

Tidak diceritakan bagaimana masa kecil Seo Gil Bok setelah meledakkan rumahnya, dan bagaimana ia menjalani masa remajanya. Yang muncul adalah scene dewasa Seo Gil Bok yang menjadi pelukis dan tinggal di sebuah apartment biasa. Lukisan-lukisannya yang dianggapnya luar biasa, yang dititipkan di beberapa galeri, namun sayangnya kurang diminati. Secara social, Seo Gil Bok seperti antisocial, senang menyendiri dan kurang mendapatkan perhatian dari sekitarnya. Diceritakan bagaimana setelah ditembak oleh Seo Hae dan akhirnya dibawa ke kantor polisi karena tidak membayar taksi yang dinaikinya, dia berakhir meringkung sendirian dan kesepian di taman. Luka batinnya semakin bertambah.

Luka batin itu tak hanya dialami oleh Seo Gil Bok, tapi hampir semua orang yang memanfaatkan mesin waktu untuk kembali ke masa lalu, dan berusaha memperbaiki masa lalunya. Bagaimana Presiden Park begitu membenci dirinya di masa lalu, yang prilakunya begitu buruk memperlakukan istrinya. Juga bagaimana Seo Hae yang seolah kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan Tae Sul, sehingga kekacauan di masa depan tak akan terjadi. Tapi ternyata di balik itu, ia tidak ingin kehilangan ibunya begitu cepat dan merasakan tumbuh dewasa di dalam bunker dengan makanan kaleng, serta menyaksikan kehancuran di mana-mana.

Tak hanya dari masa depan, di masa sekarangnya, luka-luka batin itu terlihat karena ketidakbisaan menerima kenyataan. Bagaimana Tuan Kim yang akhirnya mau bekerjasama dengan Sigma (Seo Gil Bok dari masa depan) karena Sigma menjanjikan memberikan obat bagi istrinya yang menderita penyakit ALS, yang saat itu belum ditemukan obatnya. Pun bagaimana Kim Seo Jin yang terlihat mengobati Tae Sul dari depresi akibat kematian kakaknya, tapi justru memberikannya obat yang semakin merusaknya.

Luka batin yang tak terduga, justru datang dari Eddie Kim, sahabat dan mitra Tae Sul di Quantum and Time. Ini tergambar dari kalimatnya di episode 16, “ Aku selalu ada di sampingmu di sepanjang waktu, namun kau bahkan tak tahu kapan ulang tahunku. Kau tak tahu apapun tentang usahaku. Jadi, aku merasa kau telah pergi begitu jauh”. Eddie Kim yang mengancam untuk membunuh Seo Hae jika Tae Sul tidak menyelesaikan program mesin waktunya. Namun Tae Sul lebih memilih menembak dirinya sendiri. Dengan matinya Tae Sul kali ini, berarti mesin waktu tak akan pernah ada, sehingga Korea tak akan mengalami kehancuran.

Sebenarnya masih bingung dengan film ini, karena banyak bagian yang hilang dan sengaja tidak dibuat utuh. Entah bagaimana alurnya masa depan itu, sebelum orang-orang dari masa depan kembali ke masa lalunya. Yang tertangkap, sepertinya masa depan bisa terjadi berulang-ulang kali. Tapi focus tulisan ini bukan untuk mereview filmnya sih, namun lebih ke ide ceritanya. Tentang penyesalan, sehingga judul filmnya Sisyphus. Sisyphus dalam mitologi Yunani, yang dikutuk selama-lamanya untuk mengulangi tugas yang sia-sia, dengan mendorong batu karang ke puncak gunung, namun akhirnya batu itu bergulir jatuh kembali.

Penyesalan yang jika ditumpuk akan menjadi luka batin. Luka batin yang tidak hanya mengganggu prilaku, tapi juga mental. Luka batin yang tak jarang membuat penderitanya berprilaku aneh, bahkan kejam. Alih-alih menyalahkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan mengelola diri, justru menyalahkan orang-orang di sekitarnya. Karena menyalahkan orang lain tentu lebih mudah daripada mengoreksi dan menyalahan diri sendiri. Penyalahan yang membuatnya menyakiti orang lain secara kata dan perbuatan, bahkan ada yang sampai melukai fisik dan berakhir dengan membunuh.   

Saya sendiri pernah mempunyai luka batin. Luka batin karena seseorang, yang membuat saya berprilaku tak adil dengan banyak orang. Beruntungnya, luka batin itu segera tersadari, sehingga tak membuat saya lebih dalam menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Beberapa kali juga diberikan pengalaman melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana luka batin yang diderita seseorang itu menyebabkannya berprilaku buruk, bahkan tak segan menyebar fitnah dan bahkan rela menyakiti yang berujung pada membunuh. Parahnya, keluarga terdekatnya sendiri yang jadi korban. Tak jarang berakhir pada gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang diawali dengan sakit hati.

Selaras dengan chitchatnya Sara Wijayanti dengan Boy William. Sara bertanya pada Boy, mahluk astral apa yang ditakuti. Boy menjawab dengan perempuan berbaju putih, inisial K. Lalu Boy balik bertanya pada Sara, mahluk astral apa yang ditakuti. Sara menjawab takut dengan manusia. Karena manusia bisa sangat menyeramkan karena dendam, amarah, dan luka batinnya.

Pun selaras dengan yang pernah didengar, bahwa yang berbahaya bukannya orang yang jiwanya terganggu tapi orang yang sakit hati. Karena orang dengan gangguan jiwa hanya mengganggu dan menakut-nakuti manusia lain, sedangkan orang yang sakit hati bisa sampai meluluhlantakkan tatanan social dan menghancurkan alam semesta.

Mari lebih memperhatikan diri, sehingga mengetahui kondisi batin yang sebenarnya. Teruslah menjaga dan merawat hati, sehingga semakin indah berprilaku. Mamayu hayuning diri yang akan mengarakhan pada mamayu hayuning bawana.

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan. 



Komentar