Gusti itu utuh. Bukan hanya mendatangkan yang disukai, tetapi juga yang tak disukai.
Perjalanan membawa ke tempat yang sejak kecil tidak disukai. Karena aroma khasnya acapkali membuat perut bergejolak, pun suasananya yang seringkali mendebarkan. Manusia kagetan macam saya, sangat sulit menerima sesuatu yang datangnya tiba-tiba 😀😀😀
Mau tak mau, tetap diterima. Tak ada cerita, kabur setelah sampai lokasi. Tetap menjalani sambil mengamati. Mencoba menyibak dan menemukan alasan serta tujuan diperjalankan di tempat itu. Tak ada yang namanya kebetulan, 'kan?
Mengedarkan pandangan. Rasa diwaspadakan. Sejauh menjalani, masih aman. Hingga ketika mata diperlihatkan sesuatu yang kontras dengan lingkungan sekitarnya.
Sesosok tubuh tinggi tegap dengan wajah tampan memesona, muncul di hadapan. Senyumnya mengembang. Menyampaikan salam, memperkenalkan diri, dan meminta izin untuk duduk di hadapan.
Tanpa diminta dan tanpa banyak kata pengantar, beliau langsung bercerita tentang likuan perjalanannya. Cerita yang seakan menjawab rasa penasaran atas kehadirannya. Hanya diam mendengarkan. Beberapa kali menarik napas panjang, membuang rasa sesak yang muncul. Perjalanan hidup memang penuh halangan dan rintangan.
"Belum menikah, 'kan?" tanya beliau, usai ceritanya selesai. Saya mengangguk. Beliau diam beberapa lama sambil memperhatikan. Senyumnya mengembang. "Padahal banyak yang tertarik, tapi kenapa gak tertarik?" lanjutnya. Saya hanya mengangkat kedua bahu sambil tersenyum. Beliau tertawa. Rona wajahnya yang semula mendung, berganti merona.
"Anak baik...Tuhan sudah mempersiapkan seseorang istimewa, untukmu yang istimewa. Seseorang yang disiapkan berbeda, karena untuk melengkapimu menjalankan tugas penciptaan. Dengannya, tugas itu menjadi lebih mudah dijalankan. Partner yang saling memahami, tanpa perlu banyak usaha untuk memahami. Yang saling bekerjasama, demi terjalaninya tugas dan tujuan. Yang saling menyeimbangkan serta menyelaraskan. Yang pertemuannya bukan hanya menumbuhkembangkan keduanya, tetapi juga sekitarnya." Beliau terdiam, cukup lama. "Sebentar...dia juga sudah lama menunggu dan mempersiapkan diri untuk sebuah pertemuan indah yang sudah dirancang Tuhan."
"Dari yang saya amati selama ini, pertemuan itu ada syaratnya, ada waktunya, dan ada tujuannya. Begitu kan?"
Beliau mengangguk. "Waktunya semakin dekat. Jangan kaget ya, kalau ternyata yang lama dipendam dan dihindari, akan mucul lagi dan justru semakin besar. "
"Gimana?"
"Jangan pura-pura bodoh, ya." Tawanya menggema.
Saya melihat jam, sudah waktunya pulang. "Saya pamit ya. Terima kasih sudah berbagi cerita dan sudah menjelaskan."
"Nanti, ajak dia kemari ya. Biar kita bisa membuktikan, analisa siapa yang tepat."
Di perjalanan pulang, saya kembali mengingat-ingat apa yang diucapkannya. Berpikir, apa tujuan atas pertemuan itu adalah agar saya semakin mengerti dan memahami atas apa yang sudah dan akan terjadi?
Hari esok memang masih misteri, belum tentu kedatangannya. Namun hari esok, bisa terbaca dari bagaimana hari ini. Benang merahnya bisa ditemukan dan ditarik dari kisah-kisah yang sudah dijalani.
Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.
Komentar
Posting Komentar