Dualitas

Nuansa healing

Dulu-dulu itu, berpemahaman bahwa segala hal datangnya berganti-gantian. Pemahaman yang berdasarkan atas pengalaman dan pemahaman banyak orang. Pengalaman yang datang setelahnya, terus-menerus menggambarkannya. Penglihatannya pun jelas, menjelaskan pergantiannya. Panas datang, setelah hujan mengguyur. Terang datang, setelah gelap mengisi. Pagi hadir, setelah malam pergi. 

Biru yang bergradasi 

Hingga, kepala diketuk dengan sangat keras. Ketukan yang menghancurkan pemahaman yang selama ini dianut. Bukan datangnya berganti-gantian, tetapi bersama-sama. Dilihatnya datang bergantian, karena daya lihatnya belum holistik, masih parsial. Masih melihat dari satu sisi, belum secara keseluruhan. 

Setelahnya, penglihatan dan daya pandang diperluas. Terlihat jelas bahwa hal-hal yang saling bertentangan itu, memang datangnya bersama-sama. Keduanya saling mengisi dan melengkapi. Menjelaskan tentang dualitas. Menggambarkan tentang keseimbangan. 

Pandangan dari lantai 11

Ternyata menjadi anak lapangan, adalah jalan-Nya Gusti untuk menunjukannya. Menunjukan bahwa hal-hal yang bertentangan itu datangnya secara bersama-sama. Bahwa bekerja dan liburan tidak datang berganti-ganti, tetapi bersama-sama. Ya bekerja, ya liburan. Bekerja sambil liburan. 

Adakah terang datang setelah gelap? Adakah keluasan datang setelah kesempitan? Adakah senang datang setelah sedih? 

Terang dan gelap yang bersisian.

Semuanya datang bersama-sama, hanya daya pandang yang masih parsial-lah yang membuatnya terlihat secara berganti-gantian. 

Grounding 

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keselarasan serta keseimbangan.  


Komentar