Biasa Saja


Kurang lebih sebulan yang lalu,  semesta mempertemukan dengan youtube yang membahas tentang stoikisme. Karena penasaran, saya menontonnya. Rasa penasaran yang justru membawa pada keberkahan. Inilah prinsip yang saya butuhkan, untuk diterapkan. Saya akhirnya menemukan nama dari apa yang selama ini sebenarnya sudah dijalani, walau belum sepenuhnya diterapkan, belum dikonsisteni. 

Pertemuan dengan channel youtube itu, membuat saya mulai mencari channel-channel lain yang membahas tentang stoikisme. Menontonnya satu persatu. Mengingat-ingat apa yang dijelaskan dan mulai menerapkannya secara konsisten. 

Memulai berpikir sederhana dan merespon segala yang datang dengan biasa. Tak terkejut. Tak melambung tinggi dan menghempas jatuh. Tak memberikan nilai pada apapun yang datang. Kalau saya bisa menyebutnya, berada di tengah dunia. Tidak di atas, tidak di bawah, tidak di barat, dan tidak di selatan. Berada di tengah, di mana jarak antar kesemua rasanya adalah sama. Jadi tidak tertarik dan berada pada  satu sisi, yang menyebabkan usaha ekstra untuk bertempat pada sisi sebaliknya. 

Hari ini, saya sedang asyik menulis, ketika ponsel berbunyi. Di layar terlihat panggilan dari aplikasi wa, yang menampilkan sebuah nomor dengan poto profil logo sebuah market place berwarna orange. Seorang pria berbicara, mengaku sebagai call center yang mengabarkan bahwa saya memenangkan undian senilai Rp. 2.000.000. Respon saya masih biasa. Rasanya gak salah kalau mendapat undian, apalagi sering berbelanja dan sudah lama menjadi penggunanya. 

Beliau bertanya, "uangnya mau dikirim via rekening bank atau via aplikasi pembayarannya?" Saya jawab langsung, "via aplikasi saja pak." Sambil mendengarkan beliau berbicara, saya berpikir dan bertanya sendiri, "bukannya market place itu selalu mengadakan undian di televisi ya, dan sepertinya sekarang tidak ada moment undian?" Beliau meminta saya melakukan topup terlebih dahulu sebesar Rp 200.000, baru hadiah undiannya akan ditransfer. Kok begitu sih syaratnya. Biar cepat, saya bilang iya saja. Beliau mematikan sambungan telponnya dan akan menghubungi lagi setelah saya mengirimkan screenshoot telah melakukan topup. 

Begitu telponnya dimatikan, saya langsung membuka aplikasi marketplacenya, guna mencari-cari info kebenaran undiannya. Bertanya juga ke teman, tentang no telpon yang terasa ganjil. Di layar tertulis no : +1 (805)394-2156. 

Saat sedang mencari-cari info, beliau kembali menelpon. Bertanya apakah saya sudah melakukan topup. Saya bilang sudah. Lalu beliau sedikit emosi kenapa saya belum juga mengirimkan screenshootnya. Lalu beliau memberitahukan langkah-langkah, di bagian mana saya harus menscreenshoot. Saya berpura-pura saja melakukan langkah-langkahnya. Sudah, Pak. "Kirimin screenshootnya sekarang juga ya," nada bicaranya terdengar meninggi. "Aduh ini gak bisa screenshoot pak," jawab saya. "Ponselnya yang bermasalah atau aplikasinya, bu?" tanyanya menyelidik. "Nggak tahu pak, mungkin hapenya, kan pakai hape jadul," ucap saya.   

"Jadi ibu gak mau nerima hadiahnya nih?" nadanya semakin meninggi, "baik bu, ibu pelanggan yang baik karena gak mau menerima hadiahnya," ucapnya lagi. Sebelum saya menanggapinya, sambungan telponnya sudah dimatikan begitu saja. Lha, lucu. Kok dia yang marah? Ya sudah, blokir saja. 

Segala yang baru itu, harus dilatih, agar semakin meresap dan memahami. Baru memulai untuk merespon biasa dan berpikir sederhana, eh sudah diberikan kejadian ini. Responnya masih biasa sih, cuma ada sedikit senang, dan mulai berpikir sederhana, wajar kalau dapat undian. Namun respon biasa dan berpikir sederhana itu tidaklah bisa dijadikan alasan untuk tak mencari tahu fakta sebenarnya. 

Langsung percaya pada pengakuan orang yang baru dikenal, memang tidak boleh. Tetapi langsung menaruh kecurigaan, pun tidak boleh. Pasnya ya melihat dan mengamati dulu hal-hal yang menyertai kemunculannya. Kalau ada rasa yang muncul, ya dibiarkan saja dulu. Memang rasa tidak pernah bohong, hanya saja perlu waktu untuk melatih rasanya, agar tidak membohongi. 

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keseimbangan serta keselarasan.   


Komentar