The Man Behind The Gun


Objek geometris yang dipotret dengan wide angle
Ditunjukkan teman tentang sebuah ponsel yang setting kameranya 0,6x. Saat dicoba, ternyata ukuran objeknya menjadi 60% lebih kecil, sehingga ukuran objek yang terpotret menjadi lebih luas. Sekilas nampak seperti fasilitas wide angle, tapi saat dibandingkan, nyatanya berbeda. Gampangnya, kamera 0,6x ini seperti lebih mundur 6 meter di saat memotret. Sedangkan wide angle, sudut pengambilan objeknya yang lebih luas. Hasil potrtenya tidak jauh berbeda, jika untuk memotret objek yang bentuknya beragam. Tapi saat memotret objek geometris, bedanya jauh. Jika wide angle membuat objek persegi menjadi miring (poto terlihat kurang natural), kamera 0,6x ini objeknya tetap persegi. 

Segala fasilitas ponselnya saya tanyakan. Berapa MP kameranya, berapa kapasitas baterai, RAM, dan ROMnya. Ternyata bedanya tipis dengan ponsel yang saya pakai. Mulai tertarik, apalagi dengan label diri sebagai tukang poto

Dipotret dengan wide angle 

Sebenarnya sejak awal tahun sudah merencanakan untuk membeli ponsel, namun ponsel-ponsel yang sudah dilirik, ternyata fasilitasnya beda tipis dengan yang dipakai. Menang di pixel kameranya saja, baterainya masih standar di 5000 mAh. Sedang yang saya butuhkan, selain pixel kamera yang besar, juga baterai yang besar. Untuk RAM dan ROM, 4 dan 128 GB itu masih berlebih. Setelah ditimbang masak-masak, rencana membeli ponsel diurungkan. Ponsel yang dipakai ini umurnya memang sudah 3,5 tahun, namun fasilitasnya masih memadai dan cukup untuk dipakai. 

"Iphone 14 kan sudah keluar. Gak mau beli?" tanyanya. "Mahal euy. Pekerja lapangan ini pakai iphone, kalau jatuh pas dipakai motret, bisa-bisa nangis. Ponsel ini aja sering jatuh." Si dia cuma mengangguk. "Dulu saya meyakini, potret yang bagus dihasilkan dari kamera yang bagus. Makanya dulu sedih waktu ponsel masih biasa aja. Pingin banget beli DLSR. Tapi setelah latihan memotret berulang-ulang, kebuka sendiri ilmunya. Bukan masalah ponsel atau kameranya, tetapi sang pemotretnya. The man behind the gun," jelas saya panjang lebar. 

The girl behind the ponsel

The man behind the gun
, itu quote yang saya dengarkan beberapa bulan lalu. Sering sekali terdengar, hingga hapal sendiri. Mengerti dan paham maksudnya. Sebagus apapun fasilitas, jika digunakan oleh orang yang tak paham, tak akan banyak berguna. Tapi seminim apapun fasilitas, jika digunakan oleh orang yang mengerti, hasilnya bisa luar biasa. Hampir serupa dengan the right man in the right place.  

Jadi kapan ponsel ini akan diganti? Jika ada yang menghadiahi ponsel 😀😀😀 Jika saya dan pekerjaan membutuhkan fasilitas yang tidak ada di ponsel ini. Xiaomi 4A yang sudah 2 tahun dipakai, itu pun diganti karena butuh fasilitas wide angle dan pixel yang lebih besar. Karena daya baterainya yang sudah melemah, dan ROMnya kurang memadai. 

Semula menaksir redmi note 7, tapi karena langka di pasaran, akhirnya pilihan jatuh ke Vivo Y17. Wait..17? 7 dan 11. Pitu dan sewelas. Pitulungan dan kawelasan. Saya kan penyuka angka 7 dan 10. Kenapa baru tahu sekarang? Tentunya bukan tanpa alasan jika semesta meniadakan ponsel yang dicari dan memunculkan ponsel yang awalnya tidak dicari. Apa ini sekedar cocokologi saya semata? 😀 Apapun itu, bukankah segala kejadian mempunyai maksud dan tujuan, serta ilmu dan hikmah? 

(Kemarin lupa memotret perbandingan antara 0,6 x dan 1 x, jadi tidak bisa menyertakan potonya untuk perbandingan. Karena awalnya gak niat menuliskannya. Idenya muncul begitu saja, sesaat menjelang tidur)

Semoga semua mahluk penghuni semesta senantiasa berbahagia, dan hidup dalam keseimbangan serta keselarasan.  

Komentar